Sebagian besar laki-laki menggambarkan wanita sebagai mahkluk yang paling sulit dipahami di dunia. Wanita dianggap lebih sering menggunakan perasaan ketimbang memakai logika mereka ketika memutuskan sesuatu. Saya sendiri sebagai seorang wanita sangat ingin menyangkal pemikiran ini tapi apa daya, teori yang menyatakan jika wanita lebih menggunakan perasaan ketimbang logika dibanding dengan laki-laki nyatanya telah diteliti oleh para ahli keabsahannya. Para peneliti University of Basel di Switzerland, mengungkapkan adanya perbedaan struktur otak antara anak perempuan dan anak laki-laki. Perbedaan ini yang akhirnya membuat anak laki-laki tumbuh dengan menipisnya rasa empati dan kurangnya kepekaaan, namun hal ini tidak dialami oleh anak perempuan.
Pertimbangan Rasa atau Empati
Sebagai wanita yang tumbuh dengan kepekaan emosional dan empati yang tinggi, sudah pasti keputusan yang dibuat oleh para wanita merupakan keputusan yang diambil dengan tetap menggunakan pertimbangan rasa atau empati. Disinilah pentingnya literasi bagi seorang wanita. Literasi akan membuka pintu pengetahuan akan segala hal bagi wanita. Dengan mempunyai lebih banyak pengetahuan maka diharapkan dalam mengambil sebuah keputusan, wanita akan memasukkan variabel “pengetahuan” ini untuk menyeimbangkan perasaannya sehingga keputusan terbaik yang akan diambil.
Oke, sebelum kita membahas lebih jauh mengenai wanita dan literasi, kalian sudah paham kan pa itu literasi?. Saya yakin, para orang tua yang anaknya sudah masuk bangku sekolah tidak asing lagi dengan kata literasi yang didengungkan oleh mas menteri Nadiem Makarim sejak awal beliau menjabat. Menurut Jack Goody, Literasi ialah suatu kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Hal yang kini mungkin sudah mulai langka di Indonesia. Kok bisa?
Literasi di Jaman Digital
Di jaman serba digital ini, manusia dimanjakan dengan berbagai tontonan yang menyenangkan visual mereka. Saya yakin anda juga pasti setuju jika menonton dan mendengar terasa lebih nyaman daripada membaca dan menulis. Berapa persen dari kalian yang sekedar membaca judul sebuah berita yang mampir di media wanita online ketimbang benar-benar mengunjungi link yang tersedia dan membaca beritanya sampai tuntas? Padahal membaca sebuah berita sampai benar-benar tuntas sangatlah penting agar kita tidak salah mengartikan berita yang beredar.
Kamu mungkin juga salah satu dari sekian banyak orang yang sering mendapatkan berita hoax yang disebarkan melalui grup media sosialmu atau oleh orang terdekatmu. Padahal sebelum menyebarkan sebuah berita, kita harus yakin dulu dengan kebenaran dari berita yang kita sebarkan. Tapi kemalasan orang dalam berliterasi membuat mereka malas mencari berita yang benar, padahal hanya membutuhkan ketikan jari, klik di internet, dan sedikit waktu untuk membaca maka kita bisa tahu apakah berita tersebut benar atau tidak.
Wanita Indonesia, sejatinya sudah sejak jaman dulu kala berhubungan erat dengan literasi. Salah satu tokoh wanita Indonesia yang dikenal karena literasinya adalah R.A Kartini. R.A Kartini yang gemar berliterasi, bertukar surat dengan sahabatnya yang tinggal di Belanda yaitu pasangan Abendanon yang pernah menjabat sebagai pembesar di Hindia Belanda (Indonesia). Selain itu Kartini juga berhubungan surat menyurat dengan seorang feminis wanita yaitu Estelle Zeehandelaar. Dari surat-surat yang dikumpulkan inilah akhirnya terlahir buku Habis gelap terbitlah terang yang merupakan pemikiran R.A Kartini mengenai emansipasi wanita yang harus ada di tanah air Indonesia.
Melalui buku ini kita menyimak pemikiran R.A Kartini yang berusaha mengangkat derajat kaum perempuan yang dulunya hanya sebagai konco wingking (pendamping laki-laki) dan tidak terlalu penting keberadaannya menjadi sosok yang setara dan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki.
Harus kita akui, selain jiwa pahlawan yang ada dalam dirinya sejak lahir, kondisi lingkungan dimana Kartini hidup saat itulah yang mendorong Kartini mendobrak tembok besar ketimpangan gender di Indonesia namun disamping itu, literasi juga berperan penting. Dengan kecintaaan Kartini pada literasi (budaya membaca dan menulis) membuat Kartini tercerahkan dan mendapat banyak masukan dari buku-buku yang dia baca maupun dari surat-surat yang dikirim sahabat-sahabatnya.
Lalu bagaimana dengan wanita Indonesia di masa kini? Apakah budaya literasi masih diperlukan? Jawabannya adalah sangat. Membaca akan membawa kita selangkah, 10 langkah atau bahkan seribu langkah lebih maju ketimbang orang lain. Dengan banyak membaca, kita tidak akan ketinggalan berita, always up to date. Kamu gamau kan dibilang kudet?
Media Online Untuk Wanita Indonesia
Salah satu Media wanita online yang bisa buat kamu selalu update adalah Ladiestory.id karena disini kamu bisa membaca berbagai artikel dengan banyak kategori yang berbeda. Media wanita online Ladiesstory.id adalah bagian dari Ladiestory Media Network yaitu salah satu media digital di indonesia yang memberikan informasi dengan cepat, akurat dan menghibur yang untuk audience wanita.
Kamu harus tahu jika Ladiesstory.id mengukuhkan dirinya sebagai Media wanita online yang akan mampu meningkatkan literasi digital wanita Indonesia serta dapat mengantarkan wanita Indonesia menjadi sebuah komunitas dan kekuatan yang sangat besar dalam membentuk opini publik.
Sebagai panduan gaya hidup wanita Indonesia, Ladiestory.id hadir untuk memenuhi aspirasi dan menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia dengan 10 kategori informasi yang bisa kamu pilih sebagai referensi bacaanmu. Ke 10 kategori itu adalah Celebrity, Viral, Beauty, Fashion, Lifestyle, Health, Hijab, Relationship, Parenting, dan Travel. Jadi ga lengkap rasanya menyebut wanita dan literasi tanpa adanya Ladiesstory.id sebagai Media wanita online sahabat wanita masa kini.